0 7 min 10 bulan

sejarahindonesia.web.id – Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar dan paling berpengaruh di wilayah Asia Tenggara pada masa lampau. Kerajaan ini berpusat di Pulau Sumatera, khususnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Provinsi Sumatera Selatan.

Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 hingga ke-13. Wilayah kekuasaannya meliputi bagian dari Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Kepulauan Riau, hingga Kalimantan. Dengan lokasinya yang strategis di jalur perdagangan maritim, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat penting dalam perdagangan dan hubungan diplomatik antara India, Tiongkok, dan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim karena keberhasilannya menguasai perdagangan maritim di Selat Malaka dan menjadi salah satu jalur perdagangan rempah-rempah yang penting. Kerajaan ini mengendalikan rute perdagangan laut dan memungkinkan mereka memperoleh kekayaan melalui upeti dari negara-negara yang berdagang di wilayah mereka.

Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha Mahayana. Masyarakat Sriwijaya memiliki keyakinan dan praktik keagamaan Buddha yang kuat, dan terdapat banyak candi Buddha dan arca-arca Buddha yang ditemukan di wilayah kerajaan ini.

Kerajaan Sriwijaya jatuh pada abad ke-13 akibat serangan dari kerajaan Hindu Majapahit. Meskipun kerajaan ini runtuh, pengaruh Sriwijaya masih terasa dalam budaya, bahasa, dan sejarah wilayah tersebut.

Sejarah dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya ditemukan melalui peninggalan-peninggalan arkeologis, prasasti, dan catatan-catatan sejarah. Beberapa situs bersejarah yang terkait dengan Kerajaan Sriwijaya, seperti Candi Muara Takus dan Candi Karang Berahi, dapat dikunjungi sebagai saksi bisu dari kejayaan kerajaan tersebut.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Asia Tenggara. Berikut adalah gambaran singkat mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya:

1. Awal Mula: Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7, meskipun akar sejarahnya mungkin lebih tua. Pendirian kerajaan ini terkait dengan perdagangan maritim yang berkembang di wilayah tersebut, terutama perdagangan rempah-rempah, emas, dan barang-barang lainnya.

2. Pusat Kekuasaan: Pusat kekuasaan Kerajaan Sriwijaya berada di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Provinsi Sumatera Selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Palembang, ibu kota provinsi tersebut, diyakini menjadi pusat administratif dan budaya kerajaan.

Baca juga : Kerajaan Kutai, Sejarah dan Peristiwa Tentang Sejarah Indonesia

3. Perluasan Wilayah: Selama periode kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup bagian dari Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Kepulauan Riau, hingga Kalimantan. Kekuasaan maritimnya mencakup Selat Malaka, yang menjadi jalur perdagangan penting antara India, Tiongkok, dan negara-negara Asia Tenggara.

4. Perdagangan dan Kekayaan: Kerajaan Sriwijaya mendapatkan kekayaannya melalui perdagangan maritim yang aktif. Mereka menguasai rute perdagangan rempah-rempah dan menjadi pusat perdagangan penting di wilayah Asia Tenggara. Sriwijaya juga mengenakan upeti kepada negara-negara yang berdagang di wilayah mereka.

5. Pengaruh Budaya: Selain sebagai pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat keagamaan dan pengembangan kebudayaan Buddha. Kekuasaan Sriwijaya dikenal dengan arsitektur candi Buddha yang megah dan dukungan terhadap ajaran Buddha Mahayana.

6. Runtuhnya Kerajaan: Kerajaan Sriwijaya mengalami penurunan kekuasaan pada abad ke-12 dan ke-13 akibat serangan dari kerajaan Hindu Majapahit. Beberapa faktor, seperti persaingan dengan kerajaan-kerajaan tetangga dan perubahan jalur perdagangan, juga berkontribusi pada keruntuhan kerajaan ini.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya diketahui melalui penemuan arkeologis, prasasti, serta catatan-catatan sejarah dari berbagai sumber seperti Cina, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kekuasaan dan pengaruh Sriwijaya dalam perdagangan dan kebudayaan memberikan kontribusi penting dalam sejarah dan perkembangan wilayah Asia Tenggara.

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya terjadi selama periode ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kejayaan Kerajaan Sriwijaya:

1. Lokasi Strategis: Kerajaan Sriwijaya terletak di jalur perdagangan maritim yang strategis di Selat Malaka. Sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan barang-barang lainnya, Sriwijaya memperoleh keuntungan ekonomi yang besar melalui perdagangan internasional antara India, Tiongkok, dan negara-negara Asia Tenggara.

2. Kekuatan Maritim: Sriwijaya adalah salah satu kekuatan maritim terbesar pada masanya. Armada laut yang kuat dan kemampuan mereka dalam mengendalikan Selat Malaka memberi mereka dominasi dalam perdagangan maritim di wilayah tersebut. Mereka memungut upeti dari kapal-kapal dagang yang melintas dan memperoleh kekayaan dari pajak dan kontrol atas perdagangan.

3. Keagamaan Buddha Mahayana: Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di wilayah itu. Dukungan dan perlindungan terhadap agama Buddha membantu memperkuat hubungan dengan negara-negara Buddha di Asia Tenggara dan India. Sriwijaya juga membangun banyak candi Buddha yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan.

4. Jaringan Diplomatik: Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara lain, termasuk India, Tiongkok, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Mereka menjalin persekutuan dan melakukan pertukaran budaya, pengetahuan, dan barang dagangan dengan negara-negara tersebut.

5. Kebudayaan dan Pendidikan: Kejayaan Sriwijaya tidak hanya dalam aspek ekonomi dan politik, tetapi juga dalam bidang kebudayaan dan pendidikan. Sriwijaya mendukung perkembangan seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. Pusat pendidikan dan penelitian seperti Sekolah Nalanda dan Vikramashila di India menjadi tujuan pelajar dari Sriwijaya dan Asia Tenggara.

Namun, pada akhirnya, faktor-faktor seperti serangan dari kerajaan Majapahit, persaingan dengan kerajaan-kerajaan tetangga, perubahan jalur perdagangan, serta konflik internal menyebabkan penurunan kekuasaan dan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Meskipun demikian, kejayaan Sriwijaya memberikan warisan budaya, arsitektur, dan pengaruh perdagangan yang berkelanjutan dalam sejarah Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya terjadi pada akhir abad ke-13 Masehi. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap runtuhnya kerajaan ini, antara lain:

1. Serangan Kerajaan Majapahit: Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan Hindu di Pulau Jawa, melancarkan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-14. Serangan ini mengakibatkan kehancuran sejumlah wilayah kekuasaan Sriwijaya dan melemahkan kekuatan politik dan ekonomi kerajaan.

2. Perubahan Jalur Perdagangan: Perubahan jalur perdagangan pada masa itu juga berdampak pada runtuhnya Sriwijaya. Dengan adanya penemuan jalur laut baru yang mengelilingi Tanjung Harapan (Afrika) oleh pelaut-pelaut Arab, perdagangan melalui Selat Malaka yang menjadi sumber kekayaan Sriwijaya berkurang signifikan.

3. Persaingan Internal: Persaingan internal antara kelompok-kelompok dalam kerajaan juga berperan dalam runtuhnya Sriwijaya. Terdapat perselisihan politik dan perpecahan di antara anggota keluarga kerajaan serta pengaruh kuat dari kelompok-kelompok perdagangan, yang mengakibatkan ketidakstabilan dalam pemerintahan dan kehilangan kekuasaan.

4. Gangguan dari Kerajaan Lain: Kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Dharmasraya dan Kerajaan Singasari juga memberikan tekanan terhadap Sriwijaya dan ikut mempercepat runtuhnya kerajaan tersebut. Mereka melancarkan serangan dan mengambil alih wilayah-wilayah kekuasaan Sriwijaya.

5. Penurunan Kekuasaan dan Perubahan Politik: Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya juga dipengaruhi oleh perubahan politik dan kekuasaan di wilayah Asia Tenggara pada masa itu. Kekuasaan Sriwijaya digantikan oleh kerajaan-kerajaan baru, seperti Majapahit di Jawa dan Kerajaan Malaka di Selat Malaka.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya bukan berarti hilangnya pengaruh budaya dan sejarahnya. Sriwijaya tetap dikenang sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar dalam sejarah Asia Tenggara, dan warisan budaya dan arsitektur Sriwijaya masih dapat ditemukan dalam situs-situs arkeologis dan tradisi-tradisi masyarakat setempat hingga saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *